Diberdayakan oleh Blogger.

Waspadai Zat Aditif pada Makanan Jelang Lebaran

Tak ada salahnya mewaspadai kandungan zat aditif pada kue lebaran
Di momen lebaran, anda yang terbiasa membeli jajanan (makanan ringan) sebagai kue lebaran perlu memperhatikan kandungan zat aditif pada makanan yang banya dijajakan menjelang hari lebaran. Anda tentu akan lebih mengutamakan kebaikan yang dikandung makanan dibandingkan tertarik dengan warna yang cerah atau segar dan rasanya yang enak.

Zat aditif makanan adalah zat/bahan yang ditambahkan dalam makanan  pada proses pembuatan/pengolahannya dengan tujuan untuk memperbaiki tampilan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan gizi, serta menjaga agar makanan awet/tidak mudah busuk.

Sebernarnya ada dua macam zat aditif makanan, yaitu zat aditif alami yang berasal dari bahan alami dan zat aditif sintetik yang berasal dari bahan kimia yang serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya.
Beberapa zat aditif makanan adalah :

1. Zat Pewarna
 Zat pewarna makanan ditambahkan dengan tujuan agar makanan kelihatan lebih segar dan menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya. Zat pewarna alami dapat didapatkan dari ekstrak bagian tumbuhan tertentu seperti kunyit untuk warna kuning, daun pandan atau daun suji untuk warna hijau, buah cokelat untuk warna cokelat, daun jati untuk warna merah dan wortel untuk warna kuning merah. Sedangkan pewarna sintetis diantaranya :

2. Zat Pemanis
Zat Pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Zat pemanis alami dapat diperoleh dari tumbuhan seperti kelapa, tebu dan aren. Selain itu pemanis alami juga berfungsi sebagai zat energi, sehingga kita mengkonsumsinya secara berlebihan maka akan mengakibatkan kegemukan.

Zat pemanis sintetik diantaranya sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin.  Pemanis sintetik tidak dapat dicerna oleh tubuh, sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi, itulah sebabnya orang yang menderita penyakit kencing manis (diabetes melitus) menggunakan pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis alami. Pemanis alami mempunyai tingkat rasa manis lebih tinggi daripada pemanis alami dan akan memberikan rasa pahit pada makanan jika dipergunakan secara berlebihan.

3. Zat Pengawet
Zat pengawet pada makanan dimaksudkan agar makanan menjadi tahan lama dan tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah atau melindungi makanan dari proses pembusukan oleh bakteri. Zat pengawet alami yang biasa dipergunakan adalah gula (pemanisan makanan) dan garam (pengasinan ikan). Sedangkan zat pengawet sintetik  yang aman digunakan untuk pengawetan makanan diantaranya  asam acetat (cuka) untuk membuat acar, Natrium propionat, Kalsium propionat untuk mengawetkan roti dan kue kering, Garam Natrium benzoat, asam sitrat, asam tartrat dan asam fosfat.

4. Zat Penyedap Rasa
Zat penyedap rasa digunakan untuk menambah cita rasa makanan. Penyedap rasa alami terdapat pada rempah-rempah seperti cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai, lengkuas, kunyit dan bawang, serta dari tumbuhan yang lain seperti daun seledri, daun salam, dan daun pandan. Sedangkan penyedap rasa sintetik yang aman digunakan diantaranya MSG (Monosodium Glutamate) yang dipasaran dikenal dengan istilah moto, micin atau vetsin, serta perasa sintetik lain yang digunakan untuk aroma rasa buah tertentu seperti oktil asetat untuk rasa/aroma buah jeruk, etil butirat untuk rasa/aroma buah nanas serta amil valerat untuk rasa/aroma buah apel.


Apakah zat aditif makanan berbahaya bagi kesehatan?
Pada dasarnya semua zat aditif makanan tersebut di atas aman untuk dikonsumsi apabila penggunaannya sesuai takaran yang dianjurkan. Zat aditif makanan sintetik jika digunakan secara berlebihan tentunya akan memberikan efek kurang baik bagi kesehatan, misalnya penggunaan pemanis dari siklamat yang berlebihan akan dapat menimbulkan penyakit kanker karena dalam proses metabolisme tubuh dapat menghasilkan senyawa karsinogenik. Atau sakarin yang berlebihan dapat merangsang terjadinya tumor pada kandung kemih.

Yang perlu diwaspadai disini adalah zat aditif makanan yang sebenarnya peruntukannya bukan untuk makanan, seperti pewarna tekstil, formalin (pengawet  mayat atau binatang yang sudah mati), serta boraks. Boraks hanya boleh dipergunakan untuk industri non pangan seperti dalam pembuatan gelas, kertas, pengawet kayu dan keramik.


Bagaimana memilih  makanan yang aman dikonsumsi?
Berikut ini beberapa tips menghindari makanan kemasan yang mengandung zat aditif yang tidak aman bagi kesehatan, diantaranya :
  • Perhatikan kemasan makanan sebelum membeli, pastikan kemasan dalam keadaan baik (tidak sobek/berlubang, tidak penyok, tidak menggembung untuk kemasan kaleng)
  • Pastikan tanggal kadaluarsa tertera pada kemasan untuk menghindari makanan yang sudah basi.
  • Perhatikan label komposisi makanan yang terdapat pada kemasan, terkadang ada makanan yang  komposisi bahannya tidak cocok diberikan pada anak usia tertentu atau orang dengan kondisi kesehatan tertentu.
  • Perhatikan warna makanan, hindari mengkonsumsi makanan dengan warna yang mencolok karena kemungkinan menggunakan pewarna non makanan.
  • Perhatikan tekstur dan kondisi luar makanan, untuk menghindari mengkonsumsi makanan yang sudah rusak karena pengaruh bakteri atau jamur.
  • Simpan bahan makanan ditempat yang sesuai seperti yang dianjurkan dalam kemasan.

Demikian, semoga dapat menambah wawasan kita tentang makanan. Konsumsilah makanan yang baik bagi kesehatan.

sumber:kondhe.blogspot.com | Waspadai Zat Aditif pada Makanan Jelang Lebaran
Description
: Waspadai Zat Aditif pada Makanan Jelang Lebaran
Rating
: 4.5
Reviewer
: Unknown
ItemReviewed
: Waspadai Zat Aditif pada Makanan Jelang Lebaran
Share Waspadai Zat Aditif pada Makanan Jelang Lebaran via

0 komentar:

Posting Komentar